Ikatan angin digolongkan pada komponen struktur sekunder karena komponen tersebut bekerja jika beban yang terjadi tidak selalu terjadi terus menerus. Beban angin maksimum pada rangka atap gedung tidak terjadi terus menerus sehingga komponen penahan angin tidak terbebani secara tetap.
Beban yang terjadi pada ikatan angin disesuaikan dengan besar dan arah gaya terhadap struktur, karena gaya angin bekerja secara lateral terhadap struktur. gaya yang bekerja pada atap dapat diidealisasikan dengan beban terpusat pada join dari ikatan sehingga batang-batang ikatan angin akan bekerja sesuai dengan arah gaya dominan dari angin. Batang-batang ikatan angin akan bekerja sebagai batang yang menerima gaya berupa tekan dan tarik, sehingga batang ikatan angin bisa disebut batang tekan atau tarik.
Untuk lebih jelas, contoh aplikasi dari analisa batang ikatan angin dapat dijelaskan seperti berikut.
Geometri struktur dari ikatan angin dapat dilihat pada gambar 1 berikut.
Gambar 1. Geometri ikatan angin |
Dimana batang-batang ikatan angin ditunjukan oleh label 22, 23, 24, 25, 26, dan 27 seperti pada gambar 2 berikut.
Gambar 2. Label batang ikatan angin |
Gambar 3. Beban Wind1 |
Pembebanan angin pada arah –Z atau WIND1 sebesar 15 kg terletak pada masing-masing join di sisi atas seperti pada gambar 3, sedangkan beban angin WIND2 pada arah +Z pada masing-masing join bawah sebesar 5kg seperti pada gambar 4.
Gambar 4. Beban Wind2 |
Dengan memberikan release pada arah M3 pada batang, maka batang hanya akan berperilaku tekan atau tarik. Hal tersebut dapat dilakukan dengan menyeleksi batang yang kemudian assign – frame – partial/flexity – release momen M33 diarah start dan end.
Hasil analisis dari struktur berupa gaya dalam aksial dapat dilihat pada gambar 5 dan 6 berikut.
Hasil analisis dari struktur berupa gaya dalam aksial dapat dilihat pada gambar 5 dan 6 berikut.
Gambar 5. gaya aksial akibat WIND1 |
Gambar 6. Gaya aksial akibat WIND2 |
Dari hasil analisis dapat terlihat bahwa batang 23 dan 27 dalam kondisi tarik akibat gaya WIND1 yang bekerja di arah sumbu –Z sedangkan batang 22, 24, 25, dan 26 dalam kondisi tekan. Pada gaya batang akibat WIND2 merupakan kebalikan dari gaya WIND1 dimana batang 23 dan 27 dalam kondisi tekan sedangkan batang 22, 24, 25, dan 26 dalam kondisi tekan.